(Post dari blog lama. Iya, dulu sempet punya blog tapi udah bangkrut, terus tutup)

Setelah saya pikir-pikir, hal yang membuat saya bahagia tidak terlalu terpaku pada satu hal atau aktivitas saja. Banyak hal yang bisa membuat saya bahagia, jamming main musik nggak jelas bareng temen-temen, makan pecel pakai bakwan sehabis olahraga sore, melihat robot yang dirancang berbulan-bulan akhirnya bisa jalan bener, sampai diskusi ngetawain orang yang menamakan planet “Uranus”. Yes… Urrr-annn-nnnus. Namun, jika harus memilih satu hal saja, aktivitas yang pertama kali terlintas di kepala bisa dibilang cukup sederhana: Tiduran di ruang terbuka, sambil melihat langit.

Saya banyak melakukan aktivitas sehari-hari di depan meja. Eh, kalau mejanya menghadap ke tembok, depannya meja mana ya? Maksud saya di depan laptop. Hal ini membuat saya banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan ditemani internet dengan segala isinya. Singkat cerita, jika tidak hati-hati, aktivitas dalam ruangan ini seringkali membuat saya merasa terjebak dan kehilangan arah seperti band yang mau bubar.

Namun, saat saya melihat langit, flow pikiran dan perasaan saya seakan-akan diklik kanan — refresh oleh Raja Neptunus. Saya jadi ingat bahwa dunia tidak hanya seluas ruangan 3×3 meter, jadi ingat bahwa saya tidak sendiri, jadi sadar bahwa mungkin banyak juga manusia di luar sana yang sekarang sedang melihat langit menjauh dari kebisingan, berharap di-refresh oleh Raja Neptunus.

Juga kembali disadarkan bahwa tepat di atas saya adalah kekosongan yang tak berujung, bahwa saya hanyalah bagian kecil dari universe — atau multiverse? — yang luasnya tak terkira bagai air hujan yang turun di atas genting. Kembali ingat bahwa ada juga universe tersendiri dalam diri saya. Intinya teringat bahwa dunia itu luas — and beautiful!

Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, langit membuat saya merefleksikan banyak hal. Ajaibnya, dengan mengikuti alur berpikir dan merasa yang seakan-akan sudah disediakan langit, rasa bahagia pun bisa muncul, sejenis emotional release.. sejenis katarsis. Matt Haig pun pernah bilang dalam bukunya Notes on a Nervous Planet:

The sky, like the sea, can anchor us. It says: hey, it’s okay, there is something bigger than your life that you are part of, and it’s — literally — cosmic.

– Matt Haig

Seringnya, saya melakukan aktivitas ini di atap rumah sendiri berbekal buku dan teh panas serta niat untuk tidak mengintip tetangga sebelah. Dan kalau saya sedang butuh melihat langit tapi tidak ada atap yang bisa saya panjat? Tidak masalah. The good news is, it’s everywhere!